Core

SELAMAT DATANG DI d'BDB DAN TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA. MOHON MAAF KARENA BEBERAPA KONTEN DAN MENU BELUM BERJALAN DENGAN BAIK. TERIMAKASIH ATAS PENGERTIANNYA.

Selasa, 21 Juni 2011

Kenapa Manusia Jatuh Cinta?

PENJELASAN ILMIAH: KENAPA MANUSIA JATUH CINTA?
Siapa yang tak pernah jatuh cinta? Muka merah, senyum merekah, tidurpun susah. Itulah aktifitas yang umumnya dialami manusia saat sedang jatuh cinta?. Lantas apa penjelasan masuk akal selain takdir untuk menjelaskan kenapa manusia jatuh cinta?. OK...let’s find it.
Bagi yang ber-background SMA IPA, masih ingetkan kalo aktifitas regulasi manusia ditentukan oleh 2 sistem dalam tubuh. Yap..sistem saraf dan hormon. Nah untuk kegiatan yang menyangkut emosional hormon adalah yang paling bertanggung jawab. Begitupula dengan cinta. Lantas hormon apa saja yang bekerja saat manusia jatuh cinta?
Jatuh cinta pada manusia dibagi menjadi 3 faase (dikutip dari BBC). yaitu:
1. Fase Gairah.
Hormon yang bekerja pada fase ini adalah estrogen dan testosteron. Keduanya berperan dalam merubah prilaku manusia. Hormon ini mengawali rasa ingin melakukan hubungan seksual, mencium lawan jenis, mencumbu, menggandeng dan bentuk-bentuk kegiatan emosional lainnya yang intinya ingin menunjukan rasa cinta kasih. Pria dan wanita memiliki hormon ini, walaupun ada beberapa perbadaan fungsi.
2. Fase Ketertarikan (attraction)
Adalah fase yang paling sulit untuk dilewati. Sehingga banyak pasangan terpaksa mengandaskan kisahnya pada fase ini. Dimana ketidak-stabilan emosi dan perubahan prilaku terjadi di fase ini. Berikut penjelasannya.
Setidaknya ada 3 hormon yang berperan dalam fase ini. Yaitu:
 Dopamin

Dopamin bekerja seperti kokain, yang mempunyai efek candu (adiktif) dan memicu rasa senang. Jadi, saat manusia terpengruh hormon ini, maka mereka mempunyai rasa keinginan yang kuat untuk bertemu dengan “si dia”
 Neropinefrin
Tandanya adalah telapk tangan berkeringat danjantung berdegup kencang jika annda terpengaruh hormon ini. Pernah dengar gomballers (orang-orang yang suka melantunkan gombal-gombal manis) merayu “jantungku berdegup kencang saat melihatmu. Nah hormon inilah yang mempersempit rasio mereka.
 Serotinin
Anda insomnia karena cinta? Inilah jawabannya. Serotinin memicu rasa kantuk pada manusia. Saat sedang jatuh cinta, hormon ini berkurang sehingga menyebabkan susah tidur. (ngelamun sampe larut malem mikirin “si dia” ) sudah jantung dipacu terus berdetak kencang oleh neropinefrin, ditambah pula kekurangan serotinin. Malangnya kaum-kaum yang sedang dimabuk cinta. Bahkan untuk tidurpun susah.






Masih banyak lagi hormon lain yang berpeengaruh pada fase ini. Seperti fenylethiamin, endorpine yang keranya seperti morfin, vasoperin dan oxytocine (insya Allah 4 hormon tsb akan dibahas pada kesempatan yang akan datang)
3. Fase Cinta Sejati
Selamat bagi anda yang telah berhasil melewati fase ketertarikan. Karena itu adalah fase tersulit dalam berhubungan. Banyak pasangan yang gagal melewati fase ini dan terpaksa bergonta-ganti pasangan.
Difase terakhir ini, umumnya fase yang menempatkan manusia pada fase yang benar-benar berada dalam kestabilan. Artinya sudah diikat oleh tali pernikahan yang sah, berlangsung lama bahkan bisa sampai akhir hayat.
Setidaknya ada 2 hormon yang berperan dalam terciptanya hubungan suami-istri yang harmonis dan bahagia. Yaitu:
 Oksitosin (Pada pria dan wanita, pelepasan hormon ini memberikan kenikmatan yang luar biasa saat bercinta dan mencapai orgasme. Khusus pada wanita, oksitosin juga berperan dalam kelahiran bayi serta produksi air susu ibu
 Vasopresin (Hormon yang juga dimiliki oleh tikus padang rumput ini memungkinkan manusia untuk menikmati hubungan seks, tidak seperti kebanyakan spesies binatang yang berhubungan seks hanya untuk tujuan reproduksi. Eksperimen yang dilakukan pada tikus padang pasien menunjukkan, kekurangan vasopresin bisa memicu perilaku poligami atau gonta-ganti pasangan).

***PENUTUP***
Beberapa ahli neurologi menganggap bahwa yang namanya cinta sejati itu tidak ada. Manusia yang jatuh cinta layaknya seperti manusia yang sedang menghisap morfin. Ini didasarkan pada kenyataan bahwa beberapa hormon yang mempengaruhi aktifitas cinta manusia bekerja layaknya morfin. Jadi setelah pengaruh konsumsi tersebut dihilangkan, maka tak ada lagi rasa cinta.
Namun saya sendiri kok rasanya tidak begitu yakin dengan pendapat profesor-profesor botak tersebut. Bukankah manusia diberikan akal sehat. Lantas kenapa akal sehatnya nggak dipake? Kan bisa saja. Menurut saya yang paling penting itu komitmen, toleransi dan saling mengisi. Itu aja.
Thanks, semoga berguna.

2 komentar: